Suatu hari datang seorang tokoh agama di rumah Habib Jindan di otista Jatinegara, sampailah pada suatu pertanyaan dari tokoh ini mengenai Isra’ Mi’raj Rasullullah SAW.
Tokoh : “Bib Islam kan agama yang tidak bertentangan dengan akal ilmiah manusia ?”
Habib : ”Ya ”
Tokoh : Begini bib saya ada pertanyaan jika habib bisa jawab saya ikut apa kata habib, sebaliknya jika habib tidak bisa menjawab secara ilmiah, habib harus ikut keyakinan saya
Habib : ”baik” {pen: siapa takut he..hee ...}
Tokoh : ”Coba habib terangkan secara ilmiah bagaimana mungkin dalam waktu semalan Muhammad bisa Isra’ Mi’raj dari masjidil haram ke masjidil aqsa lalu ke sidratul muntaha ?” {dlm hati tokoh ini ketawa terbahak bahak mati lhu bib sekarang.....}
Habib :” emang nggak ada pertanyaan lebih sulit ......, OK sekarang gini lhu ikut gua nih”, sambil berlalu habib ngambil seekor semut lalu menaruh dalam satu kotak, lalu di panggilnya sopir kesayangannya meluncurlah mereka bertiga ke bandung dengan mengendarai mobil, 3 jam berselang habib sudah tiba di otista lagi.
Habib : ”Pendeta lhu lihat nih semut”, lalu habib menaruh semut ke dalam kawanan kelompok masyarakat semut, ” Pendeta, tuh semut lagi ngomong ma kawan-kawannya bahwa dia dari jalan-jalan ke bandung lihat ini itu dsb, namun tuh kawanan semut yg lain kagak ade yg percaye gi mana mungkin dengan segala ukuran kekuatan dan kecerdasan semut bisa menempuh perjalanan itu hanya dlm 3 jam, lha wong ampek mati aja kagak nyampek-nyampek....” begitulah qiyas perjalan isra’ mi’raj jika akal di sandarkan pada pengetahuan manusia maka itu tdk mungkin, sebaliknya jika di sandarkan kepada kekuatan yg Maha maka segala hal menjadi mungkin....
Semoga bisa di ambil hikmahnya........
No comments:
Post a Comment