ini ada kisah antara si bahlul {si bodoh} dan singgasana raja , tersebutlah pada zaman pemerintahan khalifah Harun Al-rasyid {salah satu dongeng yg terkenal negri 1001 malam dan abunawas {arabnya imam abu nuwas} ada seorang yg lugu sebut namanya si bahlul , suatu saat dia mau menghadap sang khalifah harun al-rasyid, syahdan singkat cerita dia berhasil sampai dalam istana, namun di dalam istana di temukannya kosong, lalu dia berpikir ingin mencoba duduk di singgasana sang raja, belum lama berselang masuklah pengawal istana, begitu di lihatnya si bahlul duduk di kursi singgasana, maka marahlah para penjaga istana ini dan mulailah si bahlul di pukuli dan di tendang,
alhasil si bahlul meraung-raung kesakitan di ikutin teriakan minta ampun, khalifah Harun al-rasyidpun keluar dari dalam kamarnya begitu mendengar teriakan bahlul yg kesakitan, "lepaskan ..." perintah sang khaisar, namun si bahlul tetap meraung-raung meminta ampun, "hi bahlul kamu sudah di lepaskan mengapa kamu masih meraung-raung minta ampun " hardik sang kaisar, " ampun paduka, beribu ampun , adapun saya meraung-raung kesakitan dan memohon ampun adalah membayangkan betapa berat yg akan di hadapi sang kaisar, lha wong saya yang baru 5 menit duduk di kursi singgasana saja sudah di pukuli sedemikian hebatnya apalagi paduka yang bertahun-tahun .....", pungkas si bahlul. ruangan itu hening senyap, namun dari relung kesadaran yg paling dalam semua mulai di hinggapi pertanyaan dan mengiyakan perkataan si bahlul bahwa betapa beratnya memikul amanah kepemimpinan ....
moral cerita : betapa beratnya menjadi pemimpin, setiap diri tentulah menjadi pemimpin, paling tidak setiap diri berfungsi menjadi khalifah/ pemimpin untuk dirinya sendiri, dan semua yd ada di dunia ini semua akan di mintai pertanggungjawaban dari sang pemberi........
No comments:
Post a Comment